Penyintas Stroke: “Rebuilding Life”, Membangun yang Masih Tersisa

by | Jan 21, 2025 | Artikel |

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang benar-benar siap menghadapi stroke. Baik stroke penyumbatan maupun perdarahan, keduanya terjadi secara mendadak dan sulit diprediksi kapan akan terjadi. Lalu, apa yang terjadi setelah stroke menyerang? Tentunya bukan hal yang asing lagi melihat seorang penyintas stroke mengalami suatu handicap atau keterbatasan yang berkepanjangan selama hidup. Disabilitas akibat stroke tidak hanya menyerang fungsi motorik, tetapi juga sensorik, dan bahkan kemampuan kognitif.

Secara global, lebih dari 50 juta penyintas stroke mengalami berbagai masalah fisik, kognitif, emosional, dan/atau psikologis. Sekitar 74% di antaranya membutuhkan bantuan atau bergantung pada caregiver untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Masalah jangka panjang yang paling sering terjadi pada penderita stroke adalah keterbatasan mobilitas, kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan risiko jatuh. Tidak berlebihan bila World Health Organization (WHO) menobatkan stroke sebagai ‘one of the most devastating disease all of time’, suatu penyakit yang paling menghancurkan sepanjang masa.

Bagi penyintas stroke, menerima kenyataan bahwa mereka tidak akan sepenuhnya bisa kembali seperti sebelumnya merupakan hal yang sulit. Keterbatasan fisik yang terjadi setelah stroke memunculkan  berbagai masalah baru, baik secara individu maupun sosial. Penyintas stroke memerlukan pemenuhan berbagai kebutuhan agar dapat membangun kembali puing yang tersisa setelah terjadinya serangan stroke, yang meliputi pemenuhan terhadap:

  • kebutuhan fungsi kognitif, psikologis, dan fisik;
  • kebutuhan aktivitas dan partisipatif, dan
  • kebutuhan lingkungan, seperti dukungan, keamanan, dan aksesibilitas.

Neuroplastisitas: Harapan Pemulihan

Sejauh mana seorang penyintas stroke dapat pulih? Inilah pertanyaan yang seharusnya dapat dijawab oleh seorang praktisi stroke. Otak manusia adalah organ yang sangat luar biasa rumit. Ia tidak akan tinggal diam setelah mengalami cedera.

Otak memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan belajar kembali setelah terserang stroke. Area otak yang sehat mampu mengimbangi dan mengembangkan fungsi baru, mempelajari fungsi sel otak yang telah mati atau rusak. Kemampuan otak yang luar biasa ini disebut dengan Neuroplastisitas. Proses ini seperti “pengkabelan ulang” dan penataan ulang otak. Plastisitas otak memungkinkan tingkat pemulihan spontan yang signifikan setelah stroke.

Namun, pada kebanyakan kasus stroke, neuroplastisitas tidak terjadi secara spontan. Diperlukan upaya yang optimal, bahkan maksimal, untuk merangsang terjadinya neuroplastitas. Rehabilitasi sedini mungkin setelah stroke memainkan peran penting dalam memodifikasi dan meningkatkan proses plastisitas sel saraf ini.

Pentingnya Rehabilitasi Stroke

Rehabilitasi adalah bagian penting dari pemulihan stroke dan sangat direkomendasikan untuk para penyintas stroke. Meskipun tidak dapat sepenuhnya mengembalikan kondisi seperti semula, rehabilitasi dapat memulihkan kemandirian sebanyak mungkin dengan meningkatkan fungsi fisik (motorik dan sensorik), mental, serta emosional para penyintas stroke.

Berbagai jenis terapi akan dirancang secara spesifik sesuai dengan kebutuhan penyintas. Keterampilan yang hilang akibat stroke akan dipelajari kembali melalui program ini. Misalnya latihan gerakan, bicara, kekuatan, sehingga dapat memulai aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti makan, berpakaian, berkemih dan buang hajat sendiri, atau mulai berkomunikasi dengan orang lain. Di bawah arahan profesional yaitu dokter spesialis rehabilitasi medik, program perawatan yang sesuai dengan kebutuhan para penyintas akan dibuat untuk merangsang neurplastisitas otak dengan latihan secara rutin.

Rehabilitasi berbasis rumah sedari awal dapat mengurangi kecacatan dan meningkatkan kualitas hidup. ‘Pulang ke rumah’ memiliki peran penting bagi penyintas stroke, tidak hanya untuk membangun kembali harga diri, tetapi juga untuk meningkatkan tanggung jawab dan pemahaman tentang penyakit serta konsekuensi yang timbul karena stroke.

Begitu seorang pasien keluar dari perawatan rawat inap, saat itu juga timbul tantangan besar bagi para penyintas stroke yang menghadapi gangguan fungsional jangka panjang. Mereka memerlukan adaptasi terhadap kehidupan baru yang tentu tidak lebih nyaman, bergumul dengan obat-obatan, upaya berjuang memahami penyakit dan harapan-harapan terhadap suatu keajaiban akan menyebabkan seorang penyintas seakan berubah menjadi orang lain setelah ia mengalami stroke. Suatu penderitaan yang tak terperikan.

Layanan Rehabilitasi Stroke

Berikut adalah beberapa layanan yang dapat mendukung pemulihan penyintas stroke:

  1. Terapi rehabilitasi keperawatan (termasuk perawatan nutrisi)
  2. Terapi fisik
  3. Terapi okupasi
  4. Terapi wicara
  5. Terapi rekreasi audiologi
  6. Konseling rehabilitasi (dari psikiater maupun psikolog, atau dari aspek keagamaan)
  7. Pekerjaan sosial (melibatkan pasien dalam melakukan pekerjaan sosial kemasyarakatan).
  8. Edukasi bagi caregiver

Adanya suatu pemahaman terhadap stroke, pengertian, dan penerimaan kondisi penyintas stroke oleh caregiver merupakan salah satu kunci percepatan pemulihan. Stroke memang tidak hanya menghancurkan penderitanya saja, tapi juga seluruh anggota keluarga terdampak akibat penyakit ini.

Tips Pemulihan Stroke

Terdapat beberapa tips pemulihan untuk penyintas stroke dan para caregiver yang dianjurkan oleh The American Stroke Association, yakni:

  • Berkomunikasi dengan dokter neurologi untuk memperoleh informasi sejauh mana tantangan fisik dan kognitif yang dihadapi setelah stroke dan rencana yang akan dilakukan untuk mencapai goal.
  • Bekerja sama dengan dokter untuk mengelola risiko. Seorang penyintas stroke haruslah dapat lebih lentur menerima masukan, mengupayakan perubahan pola hidup semaksimal mungkin untuk mencegah stroke berulang. Berhenti merokok, mengelola tekanan darah dan kadar gula darah adalah suatu keharusan.
  • Memulai program rehabilitasi sesegera mungkin, dengan intensitas dan jenis yang berbeda sesuai kebutuhan dan rancangan yang sudah ditetapkan untuk para penyintas. Yang terpenting di bagian ini, perlu ada pemahaman dari semua pihak bahwa pemulihan bisa memakan waktu bertahun-tahun, tetapi kemajuan yang paling cepat biasanya terjadi selama tiga bulan pertama setelah stroke.
  • Finansial merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. Perlu membicarakan masalah finansial caregiver atau penyintas stroke kepada dokter spesialis neurologi yang merawat. Ketiadaan sumber-sumber finansial yang memadai tidak berarti seorang penyintas stroke tidak bisa mendapat layanan kesehatan yang layak dan optimal. Asuransi merupakan salah satu jalan keluar yang cukup masuk akal bagi seseorang yang memiliki faktor risiko stroke dan menyadari bahwa ia atau keluarganya berpotensi besar untuk mengalami penyakit ini.
  • Keterlibatan keluarga serta lingkungan sosial merupakan kunci yang tak kalah pentingnya dalam mempercepat penyembuhan. Keyakinan bahwa seorang penyintas stroke tetap dihargai dan dicintai oleh lingkungannya akan memberi luaran positif bagi kesembuhannya. Dengan melibatkan penyintas dalam berbagai kegiatan sosial akan mengasah kepercayaan diri, mengembalikan harga diri yang rapuh karena stroke serta memupuk kepercayaan diri penyintas agar memiliki mind set mandiri, tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain.

Penyembuhan pasca stroke tidak hanya lagi-lagi dipusatkan pada perbaikan motorik semata. Kekuatan dan ketangguhan seorang penyintas merupakan modal awal membangun puing-puing yang terjadi akibat badai stroke yang menghancurkan hampir seluruh aspek kehidupan.

Lina Kamelia

Lina Kamelia

Author

dr. Luh Putu Lina Kamelia, Sp.N, FINA adalah Interventional Neurologist asal Singaraja, Bali. Ia menyelesaikan fellowship di bidang Interventional Neurology di Universitas Hasanuddin, Makassar. Saat ini berpraktik di RSUD Buleleng dan RS Balimed Singaraja, dan sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Undiksha Singaraja. dr. Lina sangat berminat dalam bidang Neurovaskular, seorang penulis puisi yang juga pencinta kopi.

3 Comments

  1. Suksma dok atas ilmu dan pencerahany ..🙏🙏

    Reply
  2. Artikel yang sangat informatif dan memberikan wawasan penting tentang perjalanan pemulihan penyintas stroke. Penekanan pada rehabilitasi dini sangat membentu dalam memahami peluang pemulihan. Ditunggu tulisan berikutnya dok dan terima kasih sudah berbagi.

    Reply
    • Sukseme dokter, smoga selalu bisa berbagi ilmu dan pengalam, yg bisa jdi pedoman” dlam hal bidang kesehatan ,🙏

      Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Disclaimer

Kami menyadari, bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang. Dengan membaca website ini, Anda setuju untuk tidak menggunakan isi website ini sebagai nasihat medis untuk mengobati diri sendiri atau orang lain. Isi website ini tidak dapat digunakan untuk menggantikan tatalaksana dokter dan profesional kesehatan lainnya. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk masalah medis yang mungkin Anda alami.