Cerebral Digital Subtraction Angiography (DSA)

by | Jan 14, 2025 | Artikel |

Pernah mendengar tentang DSA serebral? Mungkin Anda, kerabat, atau seseorang yang Anda kenal pernah disarankan oleh dokter untuk menjalani prosedur DSA, tetapi masih belum memahami apa sebenarnya DSA itu.

Jangan khawatir, karena pada tulisan kali ini kita akan membahas secara tuntas dan lengkap mengenai DSA serebral—mulai dari apa itu DSA, kondisi medis yang memerlukan DSA, tujuan dan manfaat dilakukan DSA, hingga risiko dan proses pelaksanaannya DSA. Dengan informasi ini, Anda akan lebih memahami manfaat dan pentingnya prosedur DSA dalam penanganan masalah kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan pembuluh darah otak.

Bapak IJW, 59 tahun, mengalami kelemahan pada separuh tubuh kanan yang menyebabkan kesulitan berjalan. Gejala ini berlangsung hanya beberapa detik sebelum kembali normal, tetapi dalam sehari keluhan tersebut berulang hingga lima kali. Khawatir dengan kondisinya, beliau segera memeriksakan diri ke rumah sakit meskipun gejala sudah membaik.

Di rumah sakit, pemeriksaan MRI-MRA kepala dilakukan dan menunjukkan adanya satu titik putih kecil di otak kiri, yang mengindikasikan sumbatan pada pembuluh darah kecil. Dokter memberikan pengobatan berupa pengencer darah. Namun, beberapa hari kemudian keluhan yang sama kembali terjadi.

Setelah berkonsultasi lebih lanjut, dokter menyarankan pemeriksaan DSA serebral, yang memperlihatkan adanya penyempitan berat pada pembuluh darah di leher sebagai penyebab utama. Untuk mengatasinya, prosedur pemasangan ring dan angioplasti menggunakan balon dilakukan pada pembuluh darah yang menyempit. Setelah tindakan tersebut, kondisi pasien membaik secara signifikan, dan gejala serupa tidak lagi muncul.

Apa itu Cerebral Digital Subtraction Angiography (DSA)?

Cerebral Digital Subtraction Angiography (DSA), yang juga dikenal sebagai DSA serebral atau angiografi serebral, adalah prosedur pencitraan minimal invasif yang dilakukan di ruangan cathlab dengan menggunakan teknologi radiasi fluoroskopi. Teknologi ini memungkinkan dokter untuk melihat pembuluh darah di otak secara jelas dan terperinci. DSA serebral bukanlah prosedur pembedahan konvensional yang melibatkan pisau bedah. Sebaliknya, prosedur ini menggunakan kateter (selang kecil yang fleksibel) dan wire (kawat halus di dalam kateter), sehingga tidak meninggalkan bekas torehan pada kulit. Prosedur ini sangat bermanfaat untuk mendiagnosis dan memahami kondisi kesehatan otak secara menyeluruh serta membantu menentukan terapi yang paling tepat bagi pasien.

Ruangan Cathlab atau Angio Suite tempat prosedur DSA serebral dilakukan. Pasien akan berbaring di meja, di bagian kepala ada mesin seperti huruf C sebagai “kamera” yang akan merekam aliran darah secara real time dan ditampilkan di layar yang ada di samping meja.

Kondisi Medis Apa yang Memerlukan DSA Serebral?

Dokter akan menyarankan DSA serebral untuk beberapa kondisi medis seperti pada:

    • Stroke sumbatan: untuk mencari penyebab terjadinya stroke, seperti misalnya ada penyempitan pembuluh darah otak dan leher, robekan (diseksi) pada pembuluh darah, atau penyakit moyamoya.
    • Stroke perdarahan: untuk melihat apakah ada aneurisma (gelembung pada pembuluh darah), kelainan pembuluh darah otak seperti AVM (sambungan abnormal pembuluh darah arteri dan vena), atau adanya trombosis vena-sinus di otak yang bisa menyebabkan pecah pembuluh darah otak.
    • Tumor otak: untuk identifikasi pembuluh darah yang “memberi makan” tumor sehingga bisa dilakukan embolisasi atau penutupan pembuluh darah tersebut sebelum operasi tumor otak.
    • atau kondisi medis lain seperti: trasient ischaemic attack (TIA), vertigo dan nyeri kepala yang disebabkan oleh gangguan aliran darah, mimisan (epistaksis) yang tak kunjung henti, tumor di area kepala dan leher (seperti glomus tumor), perdarahan pada selaput otak (subdural hematoma), carotid-cavernous fistula, buta mendadak akibat sumbatan pembuluh darah mata (retina) dan lain sebagainya.

Apa Tujuan dan Manfaat dilakukan DSA Serebral?

Adapun tujuan dan manfaat dilakukan DSA serebral adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Diagnostik: DSA serebral merupakan gold standard atau pemeriksaan paling akurat untuk melihat pembuluh darah otak, lebih akurat dibanding dengan CT/CTA maupun MRI/MRA.

Ibaratnya, kalau CT dan MRI kita melihat bentuk pulau Bali, CTA dan MRA kita dapat melihat jalan yang ada di pulau Bali, maka DSA serebral kita bisa melihat gerakan kendaraan secara real time di jalan tersebut.

2. Tujuan Terapiutik: DSA serebral penting untuk merencakan terapi lebih lanjut seperti:

    • Perlu tidaknya prosedur trombektomi untuk membuka sumbatan pada stroke yang baru terjadi (akut, bisa sampai 24 jam) dan melibatkan pembuluh darah besar).
    • Perlu tidaknya pemasangan stent (ring) dan angioplasti dengan balon di pembuluh darah otak dan leher yang mengalami penyempitan.
    • Menentukan apakah obat pengencer darah yang diberikan sudah sesuai atau justru perlu diganti dengan obat lain yang lebih kuat.
    • Menentukan tekanan darah yang ideal untuk pasien stroke dan juga untuk menentukan apakah stroke yang dialami pasien bisa pulih atau tidak (prognosis).
    • Merencanakan prosedur coiling pada pasien stroke perdarahan akibat pecahnya aneurisma.
    • Merencanakan prosedur embolisasi pada pasien AVM (sambungan abnormal pembuluh darah arteri dan vena).
    • Merencanakan prosedur embolisasi atau penutupan pembuluh darah sebelum operasi tumor otak, dengan tujuan menurunkan risiko terjadinya komplikasi perdarahan saat pembedahan.
    • dan lain sebagainya, sesuai indikasi dan pertimbangan medis dari dokter.

Bagaimana Protokol DSA Serebral?

Adapun protokol DSA serebral meliputi pra (sebelum) prosedur, prosedur, dan post (setelah) prosedur.

Pra Prosedur

Pasien yang akan menjalani prosedur DSA serebral perlu dipersiapkan dengan baik, termasuk pemberian informasi yang jelas mengenai tujuan dan manfaat prosedur, langkah-langkah pelaksanaannya, serta potensi risiko yang mungkin terjadi. Sebelum prosedur, pasien akan menjalani pemeriksaan darah, seperti evaluasi fungsi ginjal dan pembekuan darah, untuk memastikan kondisi tubuh mendukung pelaksanaan prosedur dengan aman. Biasanya, prosedur ini memerlukan rawat inap, dan pasien akan dipasang infus untuk kebutuhan selama tindakan. Selain itu, pasien juga diminta untuk berpuasa selama 6-8 jam sebelum prosedur dimulai.

Ilustrasi prosedur DSA serebral. (A) Selongsong (sheath) dipasang di pembuluh darah di pangkal paha sebagai akses masuk kateter dan wire. (B) Kateter dan wire dibawa ke pembuluh darah leher untuk pemeriksaan DSA serebral.

Prosedur

Prosedur DSA serebral dilakukan di ruangan Cathlab dan dimulai dengan pembiusan lokal di area pangkal paha. Selanjutnya, dokter akan memasang selongsong kecil (sheath) sebagai akses ke pembuluh darah. Setelah akses terpasang, kateter dan wire dimasukkan melalui pembuluh darah di pangkal paha dan diarahkan melewati aorta, pembuluh darah utama tubuh.

Pada prosedur DSA serebral, kateter dan wire tidak memasuki pembuluh darah jantung. Sebelum mencapai jantung, kateter dan wire diarahkan ke pembuluh darah di leher, yang menjadi jalur menuju pembuluh darah otak. Setelah kateter mencapai lokasi target, bahan kontras dan heparin disuntikkan (flushing) ke dalam pembuluh darah, dan sinar-X digunakan untuk menangkap gambar aliran darah di otak. Pemberian kontras saat flushing bertujuan untuk meningkatkan visualisasi pembuluh darah, sehingga struktur vaskular dapat terlihat jelas pada pencitraan sinar-X. Sementara itu, pemberian heparin berfungsi untuk mencegah terbentuknya sumbatan (clot) pada kateter selama prosedur. Saat flushing dilakukan, pasien bisa merasakan sensasi rasa dingin seperti mint di lidah maupun adanya kilatan cahaya di mata.

Teknik ini memungkinkan dokter untuk melihat struktur pembuluh darah secara jelas, mendeteksi adanya gangguan, penyempitan, atau sumbatan, serta mengevaluasi kondisi aliran darah secara real-time. Setelah semua pembuluh darah yang ingin diperiksa dapat diakses, kateter dan wire ditarik keluar. Prosedur DSA serebral umumnya berlangsung selama 15 sampai 30 menit.

Kateter dan wire yang digunakan untuk DSA serebral. Kateter merupakan  selang kecil yang sangat fleksibel dan wire bisa dimasukkan di pangkal kateter dan mengarahkan kateter menuju pembuluh darah yang akan diperiksa. Penggunaan heparin flushing penting dilakukan untuk mencegah sumbatan (clot) pada kateter selama prosedur.

Post Prosedur

Setelah prosedur selesai pasien akan diobservasi di ruang pemulihan dan selongsong (sheath) akan dicabut dari pembuluh darah di pangkal paha. Pasien akan diminta untuk tetap dalam posisi berbaring dan pangkal paha tempat akses dipasang tidak boleh ditekuk selama kurang lebih 6 jam. Observasi selanjutnya dapat dilakukan di ruangan biasa, tergantung dari kondisi pasien. Bila tidak ada keluhan, pasien bisa dipulangkan.

Apa Risiko dilakukan DSA Serebral?

DSA serebral merupakan prosedur yang aman dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Namun, seperti halnya prosedur medis lainnya, terdapat beberapa risiko dan potensi komplikasi yang perlu diwaspadai. Beberapa di antaranya meliputi kemungkinan reaksi alergi terhadap bahan kontras yang digunakan, risiko infeksi di area penyuntikan, serta perdarahan ringan di sekitar lokasi suntikan, yang umumnya akan sembuh dengan sendirinya seiring waktu. Risiko yang lebih serius, seperti terjadinya stroke atau kematian, sangat jarang terjadi, dengan angka kejadian kurang dari 0,4%.

Sebagai penutup, selalu diskusikan secara menyeluruh dengan dokter Anda mengenai manfaat, risiko, dan perlunya prosedur DSA serebral. Dengan pemahaman yang jelas dan keputusan yang tepat, Anda dapat memastikan langkah terbaik untuk kesehatan Anda.

Deddy Andaka

Deddy Andaka

Author

dr. Deddy Andaka, M.Biomed, SpN, FINR, FINA adalah seorang Interventional Neurologist asal Bali yang berpraktik di Siloam Hospitals Bali. Ia menyelesaikan fellowship di bidang Interventional Neurology di University Hospital Zürich, Switzerland. dr. Deddy gemar menulis dan berbagi pengetahuan di bidang neurologi, dengan fokus utama pada penanganan stroke dan prosedur neurointervensi.

2 Comments

  1. Mantaaappp penjelasannya 🤩🤩🤩

    Reply
  2. Mantapppp dok Deddy… Siapp diteruskan informasi ini ke yang memerlukan 🤩🤩

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Disclaimer

Kami menyadari, bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang. Dengan membaca website ini, Anda setuju untuk tidak menggunakan isi website ini sebagai nasihat medis untuk mengobati diri sendiri atau orang lain. Isi website ini tidak dapat digunakan untuk menggantikan tatalaksana dokter dan profesional kesehatan lainnya. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk masalah medis yang mungkin Anda alami.