Waspadai Mengorok Sebagai Penyebab Stroke

by Oct 21, 2018Artikel1 comment

Seberapa seringkah Anda melihat dan mendengar orang terdekat anda tidur mendengkur atau mengorok dalam tidurnya? Apakah Anda pernah melihat mereka tercekat dalam tidurnya sehingga terbatuk dan terbangun? Apabila jawaban Anda untuk kedua pertanyaan tersebut adalah sering dan ya, maka anda perlu segera memeriksakan orang terdekat Anda. Begitu pula bila Anda mengetahui bahwa diri Andapun mengalaminya.

MENGOROK seperti apakah yang berbahaya?

Mengorok merupakan kejadian yang cukup sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kejadian mengorok yang sering dianggap biasa oleh masyarakat ternyata menyimpan potensi bahaya bagi kesehatan orang yang mengorok tersebut. Mengorok merupakan salah satu gejala dari Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA merupakan gangguan tidur yang ditandai oleh tersumbatnya sebagian atau seluruh saluran napas yang menyebabkan menurunnya kadar oksigen. Ciri dari OSA adalah seseorang yang tertidur mengorok akan tampak seperti tidak bernafas atau tercekat untuk beberapa saat dan diikuti dengan usaha untuk bernafas yang mendadak, yang terkadang diikuti oleh batuk atau terbangun setelah periode henti nafas tersebut. OSA dapat meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, payah jantung kongestif, stroke, sindroma metabolik seperti diabetes meliltus, dislipidemia dan obesitas.

Penurunan kadar oksigen yang diakibatkan oleh OSA dapat menyebabkan aliran listrik jantung menjadi tidak normal, selain itu dapat pula terjadi peningkatan sistem saraf simpatis dan hormonal yang dapat menyebabkan hipertensi serta meningkatnya aktivitas pembekuan darah. OSA juga dapat menyebabkan peradangan yang dapat meningkatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah dan hipertensi. Kejadian-kejadian tersebut dapat menyebabkan terjadinya stroke.

Apakah saya memiliki risiko OSA?

Silahkan Anda jawab pertanyaan berikut:

  1. Apakah Anda mengorok keras? (tanyakan suami/istri/keluarga Anda yang lain)
  2. Apakah Anda mengantuk sepanjang hari?
  3. Apakah Anda pernah mengalami tekanan darah tinggi?
  4. Apakah berat badan Anda 80 kg?
  5. Apakah usia Anda >50 tahun?
  6. Apakah lingkar leher Anda >40 cm?
  7. Apakah Anda laki-laki?

Bila terdapat 2 atau lebih jawaban YA untuk pertanyaan-pertanyaan di atas, anda memiliki risiko OSA.

Langkah apa yang dapat saya lakukan?

1. Kenali gejalanya

Beberapa gejala gangguan pernapasan saat tidur (OSA):

  • Rasa lelah terus menerus
  • Mendengkur keras dan mengganggu
  • Pernapasan berhenti saat tidur
  • Konsentrasi lemah dan mudah lupa
  • Sakit kepala di pagi hari
  • Gangguan disfungsi seksual
  • Depresi
  • Sering buang air kecil di malam hari
  • Berkeringat di malam hari
  • Berat badan bertambah
  • Peningkatan tekanan darah

2. Kunjungi dokter Anda

Konsultasikan dengan dokter Anda. OSA merupakan suatu penyakit yang harus ditangani oleh beberapa bagian dari ilmu kedokteran, antara lain adalah dokter spesialis Saraf (neurologis), THT, dan Rehab Medis.

3. Lakukan pemeriksaan tidur (Sleep Study)

Pemeriksaan tidur dilakukan dengan alat bernama Polisomnografi (PSG). Selama pemeriksaan tidur, pernapasan, gerakan tubuh serta respon Anda saat malam hari diamati dan direkam untuk melihat apakah Anda menderita gangguan henti napas.

4. Diskusikan hasilnya

Jika hasilnya mengindikasikan adanya gangguan tidur, tenaga medis akan mengatakan kepada anda tentang tingkat keparahannya, efek-efek yang mungkin timbul terhadap kesehatan anda serta opsi-opsi pengobatannya.

Mari bersama-sama cegah stroke dengan mulai mengenali faktor risiko yang Anda dan orang terdekat Anda miliki, periksakan ke dokter serta kendalikan faktor risiko tersebut (KENALI-PERIKSAKAN-KENDALIKAN).

1 Comment

  1. Daffa Roihan ramadhani

    Sangat bermanfaat

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.