Wanita dan Stroke
Dunia Shannon Willoughby (32 tahun) terasa hancur 2,5 tahun yang lalu, saat mendapati kenyataan bahwa dirinya terserang salah satu penyakit paling mematikan di dunia, yaitu stroke. Yang terbayang di benak Willoughby saat itu hanyalah mati atau beratnya hidup dengan kecacatan seumur hidup. Willoughby adalah seorang atlet Rugby wanita Selandia Baru. Untunglah saat itu seorang rekannya segera membawanya ke rumah sakit sehingga kecacatan yang ditakutkannya dapat dihindari. Beberapa bulan kemudian Willoughby dapat melakukan aktivitas keatletannya serta hobi terbangnya seperti biasa. Hingga saat ini Shannon Willoughby secara aktif membagikan pengalamannya sebagai wanita penyintas stroke dan menekankan pentingnya pengenalan dini serta mengingatkan kepada seluruh dunia akan tingginya risiko stroke pada wanita. “Saya adalah wanita muda sehat, seorang atlet dengan fisik bugar. Tidak pernah terlintas di pikiran saya bahwa saya akan mengalami stroke,” itulah hal yang selalu disampaikan Willoughby di setiap kesempatannya berbagi pengalaman.
Willoughby hanya satu dari sekian penyintas yang secara beruntung dapat terbebas dari kecacatan akibat stroke karena pengenalan gejala dan penanganan yang cepat dan tepat. Namun di belahan bumi lain yang tidak sama majunya dengan Selandia Baru, kenyataan akan bicara lain.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi stroke pada wanita dan laki-laki di Indonesia adalah sama, walaupun pada beberapa penelitian terbatas dikatakan bahwa insiden stroke pada wanita lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Risiko stroke pada wanita pasca menopause meningkat bila dibandingkansebelum menopause.
Satu dari lima wanita di Amerika Serikat diprediksi akan mengalami stroke dalam hidupnya. Stroke yang terjadi pada wanita cukup mematikan, hampir 60% kasus stroke yang menyerang wanita berakhir dengan kematian. Stroke membunuh dua kali lebih banyak wanita dibandingkan dengan kanker payudara. Stroke adalah penyebab kematian tertinggi pada wanita. Sungguh suatu kenyataan yang mengejutkan. Namun demikian kebanyakan wanita tidak mengetahui risiko mereka untuk terserang stroke. Namun demikian, lebih 80% kasus stroke dapat dicegah, sehingga pengenalan terhadap faktor risiko stroke adalah hal mutlak dilakukan.
Mengapa wanita rentan terserang stroke?
Secara fisiologis, risiko stroke meningkat sesuai dengan pertambahan usia, dan pada kenyataannya wanita hidup lebih lama dibanding laki-laki. Maka menjadi masuk akal jika pada survei ditemukan data bahwa 6 dari 10 orang yang meninggal karena stroke adalah wanita.
Penyakit hipertensi merupakan faktor risiko tradisional utama stroke, dan sayang sekali satu dari tiga wanita di dunia ini tidak mengetahui dirinya memiliki tekanan darah yang tinggi. Bukan itu saja, peningkatan tekanan darah selama kehamilan meningkatkan pula risiko seorang wanita untuk mengalami stroke.
Wanita dikatakan memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami depresi dan kecemasan dibanding laki-laki, dan juga memiliki kecenderungan mengalami stress dengan level lebih tinggi daripada laki-laki. Penyakit-penyakit mental ini seringkali dikaitkan dengan meningkatnya risiko stroke pada wanita.
Wanita, Hormon, dan Stroke
Pada periode pre-menopause, hormon wanita, estrogen dan progesterone diproduksi secara aktif oleh ovarium. Kedua hormon yang bertanggung jawab terhadap siklus menstruasi dan reproduksi wanita ini diduga memainkan peranan penting dalam memproteksi seorang wanita terhadap stroke dan penyakit neurodegeneratif lain.
Namun justru pada wanita pasca menopause yang menggunakan hormone replacement theraphy (HRT) dengan kandungan estrogen dan progestin, khususnya HRT estrogen, meningkatkan risiko stroke iskemik.
Beberapa jenis pil kontrasepsi oral, terutama yang dengan kandungan estrogen saja, meningkatkan risiko stroke bagi wanita dengan hipertensi yang mengkonsumsinya, terutama jika disertai dengan kebiasaan merokok.
Dapatkah stroke pada wanita dicegah?
Kebanyakan kasus stroke dapat dicegah dengan mengontrol faktor risiko dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Suatu langkah perubahan yang baik bermula dengan awal yang tepat dengan mengetahui ABCDS, yaitu:
- Aspirin: aspirin dapat membantu menurunkan risiko stroke dan pula sebagai pencegah perulangan stroke. Bijaksanalah mengambil keputusan dengan mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter, apakah anda cocok mengkonsumsi aspirin ataukah tidak.
- Blood pressure (tekanan darah): kontrollah tekanan darah anda dengan teratur minum obat anti hipertensi yang telah dianjurkan oleh dokter anda.
- Cholesterol (kolesterol): profil kadar lemak yaitu kolesterol LDL yang tinggi, HDL yang rendah, trigliserida yang meningkat harus dikontrol
- Diabetes Mellitus (kencing manis): jagalah kadar gula darah anda secara teratur sehingga selalu dalam batas normal.
- Smoking (merokok): segera berhenti merokok atau jangan coba untuk memulai merokok.
Mulailah pola hidup sehat sejak sekarang:
- Makan makanan yang sehat dan selalu aktif. Pilihlah makanan dengan kadar garam yang rendah untuk menjaga tekanan darah anda, dan selalu lakukan olag raga secara teratur. Menjadi gemuk bahkan obesitas meningkatkan risiko anda untuk terserang stroke!
- Diskusikan dengan dokter anda mengenai kemungkinan anda untuk mengalami serangan stroke, hal ini menyangkut umur anda dan adanya riwayat keluarga yang mengalami stroke.
- Jagalah jantung anda agar senantiasa dalam kondisi yang baik. Jantung anda sehat, maka kemungkinan untuk terserang stroke pun menjadi lebih rendah.
- Sedapat mungkin, selalulah bergembira. Sebagai wanita yang ditakdirkan mengalami level stres yang lebih tinggi dibandang kaum adam, selayaknyalah memahami bahwa depresi maupun kecemasan lebih dekat dengan wanita. Hidup yang dipenuhi oleh stress akan menggiring kita pada suatu kondisi kesehatan mental yang buruk yang secara tidak langsung akan mempermudah wanita mengalami risiko kardiovaskular ataupun stroke.
0 Comments