KPK OTT – Cara Ampuh Mencegah Stroke
“Dok, bagaimana caranya mencegah stroke?”. Pertanyaan ini sering muncul dari keluarga pasien stroke setelah melihat contoh nyata bagaimana stroke sangat mempengaruhi kehidupan seseorang dan keluarganya. Lalu saya jawab, “Dengan KPK OTT”, yang kemudian diikuti dengan kebingungan dari keluarga pasien. Apa hubungannya KPK yang memberantas korupsi dengan mencegah stroke? Bukan… bukan KPK yang itu. Tapi KPK OTT yang saya maksud adalah Kenali, Periksa, Kontrol, Obati, Tekad, dan Teruskan.
1. Kenali
Faktor risiko ibarat pintu dan stroke adalah pencurinya. Kalau kita membuka lebar-lebar pintu faktor risiko, maka stroke bisa masuk dan mencuri hal yang sangat berharga dalam kehidupan kita yang bernama kesehatan. Banyak aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari membuka pintu untuk stroke, seperti misalnya: jarang olah raga, minum minuman yang manis terlalu banyak, atau merokok. Kabar baiknya, sebagian besar dari faktor risiko tersebut bisa dicegah. Nah, sebagai langkah pertama… yuk kenali faktor risiko stroke.
2. Periksa
Bila faktor risikonya adalah jarang olah raga, merokok, kegemukan, mungkin dengan mudah kita bisa merasakan dan melihat. Namun tidak halnya dengan tekanan darah tinggi, kencing manis atau kolesterol. Kita tidak bisa mengatakan orang kurus pasti kolesterolnya rendah, atau sebaliknya. Untuk mengetahui faktor risiko tersebut harus memeriksakan diri ke dokter dan melakukan pemeriksaan laboratorium. Serangan stroke terjadi mendadak dan keluarga sering kali mengatakan kalau sebelumnya si pasien sehat-sehat saja. Iya, kejadiannya mendadak, tapi proses yang mendasarinya telah lama berlangsung. Bukan karena si pasein sehat-sehat saja, tapi bisa jadi karena tidak pernah melakukan pemeriksaan sehingga tidak tahu kalau memiliki faktor risiko stroke.
3. Kontrol
Bila anda telah mengecek daftar faktor risiko stroke dan tidak ada satu pun dari faktor risiko tersebut ada pada anda, selamat. Tapi jangan senang dulu karena masih ada usia yang merupakan faktor risiko stroke yang tidak dapat kita ubah. Seiring bertambah usia, risiko penyakit-penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan kencing manis juga bertambah. Sekali pemeriksaan menunjukkan anda tidak tekanan darah tinggi, bukan berarti anda bebas dari tekanan darah tinggi selamanya. Kontrollah secara berkala untuk memantau faktor-faktor risiko stroke tersebut.
4. Obati
Bagi yang ternyata memang memiliki faktor risiko stroke, konsultasikan selalu dengan dokter bagaimana mengobati faktor risiko tersebut. Penyakit seperti tekanan darah tinggi memerlukan pengobatan yang bisa dikatakan seumur hidup. Jangan takut minum obat seumur hidup kalau memang disarankan dokter. Baca juga artikel “Informasi Menyesatkan (Hoax) Tentang Stroke” agar anda tidak menelan mentah-mentah hoax yang banyak beredar di masyarakat.
5. Tekad
Selain dengan obat, mengontrol faktor risiko juga dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup. Rajin berolah raga, makan makanan dengan gizi yang baik, tidak merokok memerlukan tekad yang kuat dari diri sendiri. Seharusnya tekad untuk berubah ke arah yang lebih baik akan muncul dengan sendirinya ketika kita menyadari bahwa kesehatan adalah harta yang sangat berharga.
6. Teruskan
Ketika anda sudah bisa menjalankan poin 1-5 di atas, jangan berhenti di diri anda sendiri. Teruskan berita baik ini ke keluarga dan orang-orang di sekitar anda. Lingkungan yang saling mendukung dan sehat akan membuat diri kita terkondisi untuk menjadi lebih sehat lagi.
Untuk meneruskan berita baik ini, anda bisa menyebarkan pesan sehat berikut ke orang-orang di sekitar anda:
KPK OTT – Cara Ampuh Mencegah Stroke
- K: Kenali faktor risiko stroke
- P: Periksakan diri anda
- K: Kontrol secara rutin
- O: Obati faktor risiko stroke
- T: Tekad yang kuat untuk hidup sehat
- T: Teruskan pesan ini ke orang-orang yang anda sayangi
Info lebih lanjut, klik: STROKE.ID
Be Healthy, Be Happy!
wah terlambat bacanya. Saya udah kena stroke 2 th yl
Apa kabar, Prof? Semoga sehat selalu 🙂
Adakah pengaruh berat badan lahir terhadap penyakit stroke?
Hai Aviani, berat badan lahir rendah (BBLR) telah dikaitkan pada beberapa populasi dengan risiko stroke di kemudian hari. Tingkat kematian stroke di kalangan orang dewasa di Inggris misalnya, pada sebuah studi didapatkan lebih tinggi di antara orang-orang dengan BBLR. Ada juga studi yang mengatakan kemungkinan stroke lebih dari dua kali lipat untuk mereka dengan berat badan lahir <2500 g dibandingkan dengan berat badan 4000 g. Namun memang, hubungan antara berat badan lahir terhadap risiko penyakit stroke harus diteliti lebih lanjut.