Informasi Menyesatkan (Hoax) Tentang Stroke

by Oct 26, 2017Artikel0 comments

Mungkin anda pernah menerima broadcast/pesan berantai tentang stroke. Setelah membacanya, tanpa berpikir panjang anda pun kemudian ikut menyebarkan pesan tersebut. STOP! Tahukah anda bahwa tidak semua pesan berantai itu adalah benar? Bisa jadi pesan tersebut hanyalah hoax atau berita bohong belaka, bahkan ada yang justru dapat memperburuk kondisi penderita stroke. Berikut beberapa informasi hoax tentang stroke yang harus anda ketahui:

1. Tusuk jari dengan jarum

Pesan hoax yang pertama menyebutkan:

Ketika mendapatkan pasien dengan gelaja stroke, ambillah jarum yang telah dibakar ujungnya, lalu tusukkan jarum pada ke-10 jari-jari pasien stroke sedalam 1 cm, lalu keluarkan 1 tetes di setiap ujung jari. Bisa dibantu dengan memencet jari ketika darah tidak keluar dengan sendirinya. Sepuluh menit kemudian si penderita akan tersadar kembali.

Ini TIDAK BENAR. Penusukan jarum pada ujung jari hanyalah memberikan rangsangan nyeri kepada pasien. Luka tusukan jarum yang tidak bersih justru dapat menjadi sumber infeksi di kemudian hari. Bisa jadi pernyataan ini muncul ketika melihat pasien stroke di unit gawat darurat (UGD) ditusuk ujung jarinya dengan jarum kemudian darah dikeluarkan. Hal ini biasa dilakukan untuk pemeriksaan kadar gula darah pada pasien stroke di UGD.

2. Jewer dan tusuk daun telinga

Lanjutan dari pesan hoax di atas adalah:

Bila si penderita mulutnya mencong, maka kedua daun telinga si penderita harus ditarik-tarik agak kuat sampai berwarna merah. Setelah itu lakukan 2 kali penusukan (dengan jarum) pada masing-masing ujung telinga bagian bawah dari daun telinga. Sehingga darah keluar 2 tetes pada setiap daun telinga. Dalam beberapa menit saja bentuk mulut si penderita sudah kembali normal.

Ini juga TIDAK BENAR. Bisa jadi hal ini terinspirasi setelah melihat pemeriksaan Bleeding Time yang merupakan pemeriksaan untuk melihat kemampuan darah membeku dengan mengukur lamanya waktu perdarahan. Ini bukanlah suatu penangan/pengobatan awal untuk menyelamatkan penderita stroke.

3. Minum obat terus menerus akan merusak ginjal

Stroke sering kali berkaitan dengan penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang seperti pada hipertensi (tekanan darah tinggi) dan diabetes mellitus (kencing manis). Pada stroke sumbatan, obat-obatan pengencer darah jangka panjang juga diperlukan untuk mencegah serangan stroke berikutnya. Penderita stroke banyak yang takut mengonsumsi obat jangka panjang karena menduga hal itu dapat merusak ginjal. Obat memang tidak lepas dari efek samping, namun bila dikonsumsi dengan tujuan, dosis, dan cara yang benar justru akan melindungi ginjal dan mencegah serangan stroke berikutnya. Jangan menghentikan atau mengganti obat sendiri, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anda.

4. Berhenti merokok justru terserang stroke

Tahukah anda kalau merokok adalah faktor risiko independen untuk terjadinya stroke? Artinya, cukup dengan merokok dan tanpa disertai faktor risiko lain seseorang bisa terserang stroke. Penelitian menunjukkan merokok dapat meningkatan risiko stroke 2-4 kali lipat dan dengan berhenti merokok risiko terjadinya stroke akan menurun sampai 50%.

5. Stroke hanya menyerang usia tua

Ketika ada ajakan untuk hidup sehat mencegah stroke ada yang berkata, “Ah, untuk apa? Saya masih muda. Stroke kan hanya menyerang usia tua”. SALAH! Stroke dapat menyerang semua kelompok umur, dari usia muda sampai tua, bahkan anak-anak dan bayi pun bisa terserang stroke. Tentu saja faktor risiko dan penyebabnya berbeda. Pada usia tua, stroke sering kali muncul akibat akumulasi faktor risiko yang sudah terjadi bertahun-tahun. Jadi tentu saja pencegahannya harus dilakukan sedini mungkin. Ibarat pintu, kita bisa membuka atau menutup rapat-rapat agar stroke tidak masuk ke kehidupan kita.

6. Terapi lintah untuk stroke

Salah satu stasiun TV pernah menayangkan terapi lintah untuk stroke. Lintah akan ditempelkan pada tubuh pasien dari kepala sampai ujung kaki untuk beberapa saat. Sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah yang mendukung terapi lintah dapat membantu penderita stroke, meski air liur lintah dipercaya memiliki kandungan pengencer darah yang diperlukan oleh penderita stroke sumbatan. Namun jangan lupa kalau ada juga tipe stroke perdarahan yang memiliki penanganan yang berbeda dengan stroke sumbatan. Logikanya sederhana, bagaimana kita bisa mengukur secara tepat dosis pengencer darah yang terkandung dari setiap terapi lintah? Terlalu rendah dosisnya, pencegahan menjadi tidak efektif. Terlalu tinggi, efek samping bisa terjadi.

Nah, sekian dulu tulisan kali mengenai informasi menyesatkan (hoax) tentang stroke. Bijaklah selalu dalam menerima informasi yang beredar sebelum anda ikut menyebarkannya. Bila anda ingin ikut menyebarkan informasi yang benar tentang stroke, silakan copy & paste lalu broadcast pesan berikut di WA, BBM, Facebook atau media sosial lainnya 🙂

Kenali gejala Stroke SEGERA!

SE – Senyum tidak simetris atau mencong
GE – Gerak, tangan dan kaki sulit digerakkan
RA – Bicara yang mendadak cadel atau tidak jelas

Bila anda menemui gejala di atas SEGERA hubungi fasilitas kesehatan terdekat. Semakin cepat mendapatkan penanganan yang tepat, semakin banyak sel otak yang dapat diselamatkan. Time is Brain!

Info lebih lanjut tentang stroke klik: www.stroke.id

Terima kasih!

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.