Berdamai Dengan Stroke
Tidak semua penyintas stroke dapat dengan serta merta menerima kondisi kecacatan yang mereka alami. Sebagian besar justru berputus asa dan merasa sia-sia berupaya melanjutkan hidup. Penanganan konvensional ditujukan kepada upaya mendasar untuk prevensi terhadap stroke namun sayang sekali fenomena gangguan emosional pasca stroke seringkali kurang mendapat perhatian.
Badai memang telah berlalu, namun puing-puing yang disebabkan oleh badai itu tidak dapat hanya dibiarkan begitu saja. Perlu upaya dan dukungan moral dari orang-orang di sekitar untuk menyusun kepingan-kepingan tersebut sehingga para penyintas stroke dapat melalui masa-masa sulit dengan semangat.
Berbagai gangguan kejiwaan yang lazim dialami oleh para penyintas stroke berupa depresi, gangguan cemas, gangguan mood, bahkan psikotik. Depresi pasca stroke dialami oleh lebih dari 60% penyintas stroke. Obat-obatan saja tidaklah cukup untuk memperbaiki gangguan emosional ini. Berikut ini kami mencoba memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan oleh para penyintas dan caregiver agar dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi mental pasca stroke.
A. Komunikasi
Bagi para penyintas yang tidak mengalami gangguan berbahasa yang berat, sampaikanlah apa yang anda rasakan setelah mengalami stroke. Fokuslah pada perubahan perasaan anda yang tidak biasa. Katakan dengan jujur perubahan perasaaan anda kepada caregiver, keluarga, atau teman- teman yang peduli kepada anda. Sampaikan dengan lisan atau tulisan jika anda merasa putus asa, cemas, atau sedih yang berlebih. Demikian pula dengan semua kebutuhan emosional anda. Jika anda membutuhkan teman bicara, sahabat yang mau mendengarkan, bahkan bahu untuk menangis, katakana pada mereka! Dengan semakin terang benderangnya kebutuhan emosional anda sampaikan, akan lebih mempermudah orang-orang di lingkungan anda untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan anda.
B. Perbaiki asupan nutrisi anda
Perbanyaklah mengkonsumsi makanan kaya asam lemak tak jenuh (omega 3) misalnya ikan laut, kacang-kacangan yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan neuroplastisitas otak pasca stroke. Konsumsilah karbohidrat sehat (beras merah, oatmeal, atau gandum) untuk membooster produksi neurotransmiter yang bersifat meningkatkan mood. Coklat hitam dapat meringankan kelelahan dan menurunkan stres pasca stroke. Jangan sampai asupan makanan anda kekurangan asam folat (kacang-kacangan, jeruk, dan brokoli). Defisiensi asam folat erat kaitannya dengan depresi. Perbanyaklah mengkonsumsi telur, susu, dan hati agar energi dan kewaspadaan anda senantiasa tercukupi (Baca: Mengatur Diet yang Baik untuk Mencegah Stroke)
C. Ikutilah kelompok diskusi bagi penyintas stroke
Bersosialisasilah! Di berbagai negara maju dengan sistem pencatatan yang baik biasanya memiliki kelompok-kelompok diskusi bagi para penyintas stroke. Mereka berbagi pengalaman dan saling memberi dukungan terhadap kondisi setiap anggotanya. Dengan adanya konseling serta kesempatan berventilasi, maka diharapkan akan muncul rasa optimis dan upaya para penyintas untuk menggali potensi mereka sehingga asa untuk melanjutkan hidup tetap ada. Menjadi sukarelawan bagi para penyintas stroke lain adalah bantuan tidak ternilai yang dapat anda berikan. Selain dapat menolong orang lain, hal tersebut juga dapat menolong diri anda sendiri. Perasaan berguna dan tidak sia-sia akan membantu anda melewati masa-masa sulit sebagai penyintas stroke.
D. Biasakanlah membuat upaya capaian yang realistik dengan membuat skala prioritas
Kebanyakan para penyintas stroke yang gagal beradaptasi memiliki kecenderungan tidak sabar dan ingin sekejap mata. Suatu kerusakan otak permanen tidak dapat dipulihkan dalam waktu yang singkat. Bagaimanapun juga penyintas stroke harus menyadari hal tersebut. Perlu waktu, upaya, dan dukungan yang konstan dan kontinyu tanpa putus asa agar tujuan yang diinginkan berhasil. Mulailah dengan menyusun skala prioritas mulai dari yang paling masuk akal. Jangan membuat target terlalu tinggi yang tidak dibarengi dengan usaha yang memadai. Pecahlah rencana anda menjadi tujuan-tujuan kecil yang realistik.
E. Praktikkan teknik-teknik mengatasi stress dan kecemasan sedini mungkin
Bernapas dalam, meremas bola squeezy saat rasa cemas dan gangguan mood melanda anda. Melihat gambar-gambar tertentu dengan panduan, aromaterapi, latihan meditasi, berjalan-jalan menikmati udara segar, menulis adalah kegiatan-kegiatan yang terbukti bermanfaat untuk mengalihkan perhatian dari perasaan negatif yang sering menghampiri para penyintas stroke.
F. Sabarlah!
Stroke dapat menyebabkan trauma baik bagi penyintasnya maupun orang-orang tercinta di sekitarnya. Kesabaran ekstra diperlukan untuk melakukan latihan-latihan fisik serta manajemen emosi pasca stroke. Bagi para caregiver, buatlah penyintas stroke anda selalu merasa didukung, didengarkan dan dicintai! Ini adalah sebuah keniscayaan.
G. Sedapat mungkin selalu aktif
Alat-alat bantu yang diperlukan untuk menunjang rehabilitasi pasca stroke mutlak diperlukan untuk mempermudah aktivitas para penyintas stroke sehingga mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Meningkatkan kekuatan fisik pasca stroke mutlak diperlukan. Berjalan, yoga, olahraga tertentu seperti berenang, low impact exercise sangat direkomendasikan. Meningkatnya hormon bahagia yang keluar saat olah tubuh dan aktivitas akan sangat membantu menurunkan gangguan emosional pasca stroke.
“Start by doing what’s necessary; then do what’s possible; and suddenly you are doing the impossible.” — St. Francis of Assisi
0 Comments